Air bersih dan berkualitas berperan penting dalam kehidupan kita. Namun, tidak semua orang mudah mendapatkan dan menikmatinya. Data World Bank 2006 menunjukkan dari 230 juta penduduk Indonesia, baru 47% atau sekitar 108 juta jiwa yang memiliki akses terhadap air yang relatif aman untuk dikonsumsi. Kualitas air di beberapa daerah di Indonesia, seperti Maluku, Aceh, Yogyakarta, Jakarta dan NTT masih rendah. Kasus penularan penyakit lewat air juga sangat tinggi. Ada 4 jalur penularan penyakit melalui air, yaitu yang bersifat water based atau bersumber dari air, water borne atau dibawa oleh air, water scarce atau kekurangan dalam air serta insect vector seperti serangga yang hidup di air.
Keterbatasan air bersih di Indonesia tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat tapi juga berdampak negatif terhadap aspek kehidupan lain, seperti; kesejahteraan masyarakat dan pendidikan generasi muda. Dalam hal ini, anak-anak paling rentan karena kekebalan tubuh dan system detoksifikasi alamiah belum terbentuk sempurna. Salah satu penyakit yang disebabkan konsumsi air tak layak minum adalah Diare. Hasil studi USAID 2006 melaporkan, Diare di Indonesia tercatat sebagai salah satu penyakit mematikan yang menyerang balita dan anak-anak. Padahal, dengan ketersediaan air yang cukup, resiko penyakit diare pada anak-anak dapat ditekan hingga 35%.
Keterbatasan air bersih di Indonesia tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat tapi juga berdampak negatif terhadap aspek kehidupan lain, seperti; kesejahteraan masyarakat dan pendidikan generasi muda. Dalam hal ini, anak-anak paling rentan karena kekebalan tubuh dan system detoksifikasi alamiah belum terbentuk sempurna. Salah satu penyakit yang disebabkan konsumsi air tak layak minum adalah Diare. Hasil studi USAID 2006 melaporkan, Diare di Indonesia tercatat sebagai salah satu penyakit mematikan yang menyerang balita dan anak-anak. Padahal, dengan ketersediaan air yang cukup, resiko penyakit diare pada anak-anak dapat ditekan hingga 35%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar