Kampanye antirokok banyak digaungkan, tetapi angka perokok tetap tinggi. Tidaklah mengherankan bila kanker paru tetap menjadi kontributor utama menyumbangkan pasien bagi RS. Setiap tahun terdapat lebih dari 1,3 juta kasus kanker paru dan bronkial di seluruh dunia dengan angka kematian 1,1 juta per tahun. Data RSUP Persahabatan tahun 2004, keganasan rongga torak sekitar 448 orang, dengan 63,7%-nya adalah perokok aktif.
Kanker adalah hasil pertumbuhan tidak normal dari sel di dalam paru sehingga timbul benjolan, karena ganas, maka disebut kanker. Kanker paru berarti semua penyakit keganasan di paru, meliputi keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan penyebaran (metastasis) dari kanker organ lain.
Kanker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok. Lebih dari 80% kanker paru berhubungan dengan perokok. Berhenti dari merokok akan mengurangi -dengan sangat berarti-risiko seseorang terkena kanker paru. Risiko pada bekas perokok lebih besar daripada orang yang tidak pernah merokok.
Namun, kalangan bukan perokok sebenarnya juga perlu waspada. Suatu penelitian mengungkapkan bahwa orang yang tidak merokok bisa berisiko mengalami kanker paru. Terdapat suatu genetik tertentu yang memiliki kemungkinan menderita kanker dari keluarga yang menderita kanker dan tidak pernah merokok. Oleh sebab itu, para peneliti menganjurkan agar kelompok ini tidak merokok sama sekali karena mereka memiliki risiko tinggi menderita kanker paru. Bagi kelompok ini, penting juga untuk melakukan penapisan untuk kanker paru.
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar