Sekarang, jahe tak hanya bisa dijadikan bumbu dapur yang melezatkan hidangan, namun mampu mengurangi peradangan usus dan membantu mengurangi risiko kanker kolorektal. Mengacu pada studi yang dipublikasikan di Cancer Prevention Research, para peneliti menemukan konsumsi suplemen jahe dapat menurunkan lebih banyak peradangan daripada konsumsi plasebo. Penelitian ini juga telah menunjukkan bahwa orang dengan tingkat peradangan pada anus yang lebih tinggi lebih mungkin untuk mengembangkan lesi yang dapat berkembang menjadi kanker.
Namun, para peneliti mencatat bahwa studi ini masil berskala kecil. Karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan guna mengetahui manfat jahe pada risiko kanker. Diperlukan percobaan yang lebih besar untuk menguatkan temuan studinya dan untuk mengetahui bagaimana jahe dapat mengurangi kadar PGE2 pada dubur. Jika jahe mampu bertindak mengurangi peradangan dengan cara yang sama seperti halnya obat COX-2 inhibitor, berarti juga dapat berbagi manfaat dalam menemukan obat bagi mereka yang berisiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular. Dalam studi tersebut, para peneliti merekomendasikan 2 gram ekstrak jahe yang setara dengan sekitar 20 gram jahe mentah karena uji coba terakhir menunjukkan bahwa dosis itu paling sesuai untuk orang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar