Senin, 26 September 2011

Kafein, Antara Mitos dan Fakta

Pertama-tama, saya ingin bertanya: “Apakah anda sudah mengetahui Kafein? Apa itu kafein?”. Saya yakin tidak banyak yang mampu menjawabnya. Mari kita kupas... Kafein atau Kafeina adalah senyawa Alkaloid Xantina berbentuk kristal pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafein ditemukan Friedrich Runge pada 1819 dan diberi nama demikian karena ditemukan pada senyawa kimia dalam kopi. Bila dalam Teh disebut Teina. Ia merupakan zat psikoaktif legal yang tidak diatur hukum dan hampir dikonsumsi tiap hari oleh orang-orang dewasa di seluruh dunia.

Bagi sebagian orang , pagi tanpa kopi atau teh seperti hidup tanpa sinar matahari. Agenda minum kopi dan teh sudah seperti ritual yang sakral. Secara ilmiah, manfaatnya pun telah dibuktikan. Meski mampu menunda rasa kantuk dan lelah, kafein juga dikenal memiliki efek samping. Banyak mitos yang beredar tentang Kafein. Agar anda tahu kebenarannya, simak mitos dan fakta seputar kafein seperti diungkap dalam Shine.

1. Mitos: Kafein adalah zat Adiktif 
Faktanya: Kafein mampu menstimulasi sistem saraf pusat, sehingga jika dikonsumsi secara teratur dapat menyebabkan ketergantungan fisik ringan seperti kecanduan obat lainnya. Bila tiba-tiba berhenti, sebagian dari kita akan mengalami gejala tak nyaman yang berlangsung selama beberapa hari.Namun, ini dapat dihindari jika konsumsi kafein dikurangi perlahan-lahan. Anda mungkin mengalami salah satu gejala seperti sakit kepala, kelelahan, kecemasan, lekas marah, suasana hati depresi, serta sulit konsentrasi.

2. Mitos: Kafein menyebabkan Insomnia
Faktanya: Tubuh manusia menyerap kafein dengan cepat, tetapi juga proses metabolisme dalam tubuh berlangsung cepat. Proses pengolahan kafein melibatkan hati. Rata-rata, dibutuhkan 4-5 jam untuk menguras kafein yang dikonsumsi dari tubuh. Setelah lima jam, 75 persen kafein itu dihilangkan. Jika anda menenggak secangkir atau dua cangkir kopi saat sarapan mungkin takkan menyebabkan apapun. Tapi jika minum latte atau espresso setelah makan malam, mungkin akan mengalami masalah susah tidur. Lebih baik, jika kafein dikonsumsi 6 jam sebelum tidur.

3. Mitos: Kafein meningkatkan risiko Osteoporosis, Penyakit Jantung dan Kanker
Faktanya: Bila jumlah kafein yang dikonsumsi sekitar 300mg atau tiga cangkir, memang bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada orang dewasa. Namun beberapa orang akan lebih sensitif terhadap efek kafein, termasuk orang tua dan orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Jika kafein yang dikonsumsi lebih dari 744mg per hari atau setara 7-8 cangkir, berdampak pada besarnya kehilangan kalsium dan magnesium dalam urine sehingga berisiko menyebabkan osteoporosis. Tapi studi terbaru menunjukkan hal ini tidak meningkatkan risiko keropos tulang, terutama jika anda mendapatkan cukup kalsium. Atau, kombinasikan satu cangkir kopi dengan 2 sendok susu. Denyut jantung dan tekanan darah umumnya meningkat pada mereka yang sensitif terhadap kafein, tetapi kenaikan itu minimal dan komparatif untuk aktivitas normal seperti naik tangga. Jika Anda memiliki masalah tekanan darah tinggi, bicarakan dengan dokter tentang jumlah asupan kafein yang bisa dikonsumsi, karena beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap dampaknya. The New York Times melansir, para ilmuwan yang melakukan kajian internasional menemukan, minum kopi meski hanya sedikit bisa beresiko gangguan pankreas atau kanker ginjal. Mereka yang mengkonsumsi kopi berlebihan juga berisiko kanker hati.

4. Mitos: Wanita hamil dan yang ingin hamil harus menghindari Kafein
Faktanya: Penelitian State University New York dan studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Epidemiology melihat efek dari minuman yang mengandung kafein pada faktor-faktor reproduksi. Hasilnya menunjukkan konsumsi kafein aman bagi wanita hamil atau yang ingin hamil sejauh jumlahnya tidak berlebihan. Namun, mereka wanita yang tengah hamil dan merencanakan kehamilan tetap harus membatasi jumlah asupan kafein. Akan lebih baik jika konsumsi kafein harian kurang dari 200mg per hari.

5. Mitos: Kafein buruk bagi Anak-anak
Faktanya: Sebuah studi oleh Leviton yang diterbitkan dalam Clinical Pediatrics menunjukkan bahwa minuman dan makanan yang mengandung kafein jika dikonsumsi secara teratur memiliki efek menyebabkan hiperaktivitas pada anak. Namun, pada anak-anak yang sensitif, dosis tinggi dari kafein, dapat menyebabkan efek sementara seperti lekas marah, susah tidur, atau menimbulkan kecemasan. Jadi kafein akan berdampak buruk bila dikonsumsi rutin.

6. Mitos: Kafein dapat mengalahkan Alkohol 
Faktanya: Penelitian menunjukkan sebenarnya banyak orang hanya berpikir kafein akan membantu mereka menenangkan diri. Alkohol pun memiliki kemampuan yang sama namun bersifat semu. Orang yang minum kafein bersamaan dengan alkohol tetap saja memiliki reaksi yang sama. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mereka yang minum alkohol dan kafein bersamaan sebenarnya lebih cenderung memiliki risiko mengalami kecelakaan mobil.

7. Mitos: Kafein tidak Bermanfaat untuk Kesehatan
Faktanya: Bagi sebagian orang, kafein dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, energi, tapi juga dapat menimbulkan sakit kepala serta emosi. Penelitian John Hopkins School of Medicine di Baltimore dan Harvard menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan memori dan penalaran logis. Salah satu studi Prancis menunjukkan efek kafein juga menyebabkan penurunan lebih lambat kemampuan kognitif pada wanita. Laporan terbaru lainnya, menunjukkan bahwa kafein mungkin berguna dalam mengobati reaksi alergi karena kemampuannya mengurangi konsentrasi histamin, zat yang menyebabkan tubuh merespon zat pemicu alergi. Bukti terbatas juga menunjukkan kafein dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson, penyakit hati, kanker kolorektal, dan diabetes tipe 2.

Meski demikian, kunci utama yang harus diingat, bahwa apapun yang dikonsumsi secara berlebihan tentu dapat menimbulkan dampak buruk pada tubuh. Mungkin jika ritual menikmati kafein hanya dilakukan maksimal satu cangkir setiap pagi, takkan berdampak buruk untuk kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar