Sebagai insan yang bekerja di dunia medis terkait HIV/ AIDS (Clinical Services Officer di FHI360) saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya usaha Vivanews dengan dukungan dari AusAID untuk mendekatkan HIV/ AIDS ke masyarakat. Saya juga bahagia melihat peran serta aktif rekan-rekan blogger lewat tulisannya memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) HIV/ AIDS kepada remaja Indonesia lewat Vlog ini. Hanya saja memang tidak semua yang disampaikan sudah tepat. Apalagi, saat ini media online sudah menjadi salah satu referensi bagi pembacanya yang kebanyakan remaja. Ini perlu saya sampaikan agar nanti tidak terjadi kesalahpahaman saat dibaca mereka.
Salah satu informasi yang perlu diluruskan adalah pernyataan tentang belum adanya obat untuk penderita AIDS. Untuk menyamakan persepsi kita harus memahami dulu apa definisi dari penyakit dan obat. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidak nyamanan, disfungsi dan atau kesulitan terhadap orang yang dipengaruhinya. Penyakit terbagi dua, yang menular dan tidak menular. Penyakit menular disebabkan mikroorganisme yang menyerang tubuh manusia, berupa virus, bakteri, amuba atau jamur. Sedangkan penyakit tidak menular disebabkan masalah fisiologis dan menurunnya metabolisme tubuh manusia. Nah, AIDS termasuk penyakit menular yang kronis, penyakit yang berlangsung cukup lama disebabkan virus HIV.
Definisi obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk mencegah, mengurangi, meringankan, menghilangkan dan atau menyembuhkan penyakit atau gejala-gejalanya, luka atau kelainan jasmani dan rohani pada tubuh manusia. Sejatinya obat bukan melulu sesuatu yang dapat benar-benar menyembuhkan, tapi bila bahan atau paduan bahan tersebut dapat meringankan sakitnya dan atau memperpanjang harapan hidupnya, maka sudah dapat disebut sebagai obat.
Jadi, kata siapa AIDS belum ada obatnya? Itu keliru! Saat ini perkembangan obat yang digunakan untuk membunuh virus HIV sudah sangat maju, dengan dikenalkannya HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy), dimana digunakan kombinasi 3 jenis ARV (Anti Retroviral). Jadi, sahabat-sahabat ODHA-ku harus tetap semangat. Jangan dengarkan berbagai pendapat keliru yang mengatakan AIDS belum ada obatnya. Optimis, ARV dapat mengobati penyakit kalian selama kalian patuh dan konsisten terhadap aturannya. Kombinasi 3 obat ini akan meningkatkan keefektifan obat dan menurunkan tingkat resistensi (kekebalan virus terhadap obat). Dosis ART dua kali sehari setiap hari. Walaupun obat ini bukan penyembuh HIV, namun hasilnya obat ini dapat menurunkan jumlah virus terdeteksi dalam darah hingga menjadi nol. Hal ini akan menurunkan angka kesakitan dan kematian dari orang yang terinfeksi HIV.
Ada beberapa persyaratan yang mendukung keberhasilan pengobatan ini, seperti kepatuhan menelan obat jangka panjang yaitu seumur hidup, dan secara berkala menilai respon pengobatan, efek samping obat dan interaksi obat. Memang, semua obat ada efek sampingnya, begitu juga dengan ARV. Proses minum obat jangka panjangnya tidak mudah. Banyak orang yang terinfeksi HIV tidak dapat menoleransi efek samping obat ARV ini. Hal ini menjadikan kepatuhan menelan obat menjadi sulit, selain juga karena jumlah tablet yang cukup banyak. Bila seseorang menjadi tidak secara rutin menelan obat ini, maka efek resistensi sudah didepan mata. Mahal? Tidak! Karena kini pemerintah memberikan subsidi penuh, sehingga ARV tersedia gratis di sejumlah rumah sakit rujukan yang ada di tiap propinsi. Sesuai Kepmenkes Nomor 782/Menkes/SK/IV/2011, jumlahnya ada sekitar 278 rumah sakit.
Ditengah maraknya iklan terapi non-kimiawi untuk penderita HIV, sangat disarankan agar tidak meninggalkan terapi medis. Terapi non kimiawi, seperti obat-obatan tradisional dapat tetap digunakan sebagai suplemen dari terapi medis. ART akan menekan penyebaran virus HIV, sedangkan terapi tradisional untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjaga tubuh tetap sehat. Pilihannya dapat berupa jamu, akupunktur, pijat hingga olahraga. Dan, semakin lengkap bila kalian sahabat-sahabat ODHA menjalani terapi psikologis, seperti berorganisasi den berkumpul dengan rekan sebaya, yoga/ meditasi hingga lebih mendekatkan diri kepada Tuhan lewat ibadah.
Perlu sahabat-sahabat ketahui, ada dua macam jenis obat ARV, lini pertama dan lini kedua. Lini pertama untuk kalian yang sudah memenuhi syarat minum ARV. Sedangkan yang kedua bagi kalian yang sudah resisten dengan ARV lini pertama. Bahkan bagi kalian yang masih anak-anak dan remaja/ dewasa tapi tidak bisa menelan obat, disediakan ARV pediatric berbentuk sirup. Tidak ada yang perlu dikuatirkan. Kalian semua sahabat-sahabat ODHA pasti dapat bertahan dan menjalani hidup dengan normal. Sekali lagi saya ucapkan pertanyaan retoris, kata siapa AIDS tidak ada obatnya?
salam kenal buk dokter :)
BalasHapusjgn lupa mampir ke eMingko Blog
Dokter tulisan selalu bagus tapi kebalikan yang terjadi di lapangan yang paling banyak melakukan discriminasi pada ODHA adalah petugas kesehatan, ARV yang kadaluarsa yang terjadi Saat ini, ARV untuk ADHA (syrup) ?? kembali pada tupoksi Dokter ya, Advokasi pada layanan kesehatan, selamat bertugas Dok !!!
BalasHapus@eMingko : Salam kenal kembali... Siap! Blog-nya sudah dikunjungi ya...
BalasHapus@Muhammad : Terima kasih. Diskriminasi tidak terbatas hanya oleh petugas kesehatan saja pak. Kebetulan yang mengetahui status ODHA belum mendapat informasi dan pengetahuan yang cukup, serta masih tingginya stigma bahwa ODHA terkait dengan perilakunya yang berisiko juga. Smoga yang memiliki ilmu lebih dapat memberi pemahaman pada sekitar ya...
Bu Dokter ngeblog, mengapa tidak ? Justru dengan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki akan menambah wawasan bagi pembaca. Tetaplah bertahan dengan artikel yang sesuai dengan disiplin ilmu, bu dokter. Saya menanti tulisan Anda.
BalasHapusSalam hangat: Lenterakecil.com
@Mas Andre : Wah... terima kasih atas dukungannya. Sedang belajar menjadi 5 Star Doctor, dimana selain fungsi care provider yang biasa ditemui di institusi kesehatan, juga sebagai communicator & community leader melalui tulisan.
BalasHapusBu dokter tolong kirim data2 di bawah ini:
BalasHapusNama Lengkap:
Jenis Kelamin:
No tlp/HP (yang bisa dihubungi):
Email:
Yahoo Messenger:
Alamat lengkap:
Pekerjaan:
kirim ke rizal.maulana(at)vivanews.com